Welcome to our website

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum. ed ut perspiciatis unde omnis iste.

Jumat, 15 Oktober 2010

Memotivasi Pelanggan

Memotivasi Pelanggan
Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu waktu. Beberapa diantara kebutuhan itu adalah biogenic yakni muncul dari ketegangan fi sikologis seperti lapar, dahaga, tidak nyaman. Kebutuhan lain seperti psychogenic, yaitu muncul dari ketegangan psikologis seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh lingkungan. Kebanyakan kebutuhan itu tidak cukup kuat untuk mendorong seseorang berbuat sesuatu pada suatu waktu. Suatu kebutuhan menjadi satu dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga taraf intensitas yang cukup. Pengertian Motif (atau dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
Dalam menentukan sasaran pasar yang tepat terhadap produk yang dihasilkan, perlu dipelajari motifnya, perilaku dan kebiasaanya para konsumen di dalam membeli produk. Yang dimaksud dengan motif pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang dan jasa. Motif pembelian dibedakan menjadi dua macam yaitu: motif pembelian terhadap barangnya (product motives) dan motif pembelian terhadap tempatnya atau tokonya (patronage motives). Motif terhadap barang (product motives) dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Emotional product motives
Adalah sesuatu yang mendorong orang membeli barang atau jasa tanpa mempertimbangkan alasan secara rasional. Pembeli barang ini, ingin berbeda dari pembeli lainnya, rasa kebanggannya, stastus sosialnya dan lain sebaginya. Adapun yang menjadi dasar motif emosional, adalah:
1). Pembeli ingin nampak berbeda dari pembeli lainnya (distinctiveness).
2). Pembeli ingin merasa bangga, karena penampilan pribadinya (pride of personal appearance).
3). Pembeli ingin merasa pencapaian status sosial yang lebih baik (social achivment).
b. Rational Product Motives
Adalah pertimbangan yang mendorong orang melakukan pembelian di tempat tertentu atau toko tertentu, karena ada pertimbangan ekonomis, harga barangnya murah,barangnya tahan lama,mutu barangnya baik, barangnya bermanfaat, servisnya baik dan lain sebagainya.
Adapun yang menjadi dasar dalam motif secara rasional, antara lain:
1) Adanya kemudahan dan efi siensi dalam penggunaan barang yang dibelinya (handiness and efi ciency in operation use).
2) Barangnya tahan lama (durability).
3) barangnya dapat membantu bertambahnya pendapatan (enhancement of earing).
4) barangnya lebih hemat dalam pemakainnya (economy in purchase).
Memotivasi calon pelanggan adalah upaya yang dilakukan penjual untuk mendorong calon pelanggan agar melakukan transaksi sampai pada tahap kesepakatan jual beli. Untuk memotivasi dapat dilakukan dengan cara penawaran produk dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Memberi pilihan dalam melakukan pembayaran.
2. Menciptakan hubungan baik.
3. membuat suasana persahabatan menjadi intim.
4. Memberi jalan kepada calon pelanggan untuk mengambil keputusan.
5. mengadakan pendekatan kepada calon pelanggan.
B. Mempertahankan ketertarikan target pelanggan terhadap produk
Setelah memberikan motivasi tahap berikutnya adalah meyakinkan calon pelanggan. Meyakinkan lebih cenderung menegaskan keinginan calon pembeli untuk meneruskan jual beli pada tahap closing.
Bagaimana meyakinkan calon pelanggan? Untuk meyakinkan pelanggan agar mau membeli tak dapat dipisahkan dari cara menawarkan barang. Supaya pembeli merasa yakin penjualan harus benar-benar mengenal barang yang dijual serta mempunyai kemampuan untuk dapat mengatasi setiap keberatan dan keluhan pelanggan.
Yang diperlukan dalam mengatasi keberatan-keberatan calon pelanggan ialah ajaklah calon pelanggan berbicara. Jangan hanya kita sendiri yang berbicara. Baru kemudian terimalah dan dengarkan segala keberatan dan keluhannya dengan senang hati, lalu ajukan beberapa pertanyaan dan kemudian pengaruhi dengan anjuran.
C. Mengarahkan target pelanggan ke tahap kesepakatan
Langkah terakhir dari suatu kegiatan penjualan adalah penutupan penjualan dalam hal ini telah terjadi kesepakatan jual beli antara pihak penjual dan calon pelanggan.
Sebagai seorang penjual tentu saja menginginkan adanya penutupan transaksi.
Sebelum adanya kesepakatan tentu saja penjual harus melakukan tawar-menawar. Untuk melakukan proses tawar-menawar dengan calon pelanggan dengan segala keluhan dan keberatannya dibutuhkan sikap sebagai berikut:
1) Bijaksana
2) Sabar
3) Tidak putus asa
4) Cermat
5) Teliti
6) Bertanggung jawab.
Setelah terjadi kesepakatan antara penjual dan calon pelanggan untuk melakukan transaksi jual beli, langkah selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan tersebut dalam suatu surat perjanjian.
1. Surat perjanjian negosiasi
Hasil-hasil dari negosiasi atau perundingan merupakan pedoman yang harus dihormati dan dijalankan oleh kedua belah pihak yang bernegoisasi. Hasil negosiasi itu biasanya disebutkan sebagai kesepakatan, yang dapat dijalankan langsung tanpa atau setelah dibuat surat perjanjian. Untuk menjaga hal-khal yang tidak diinginkan, misalnya satu pihak melanggar kesepakatan, seolah-olah belum disepakati, baiknya hasil-hasil dari perundingan itu dibuat secara tertulis apakah berbentuk “Nota Kesepahaman” atau “Memo kesepahaman “(Memorandum of understanding/MOU)“ atau surat perjanjian “(Letter of Agreement)”. Dalam hal kesepahaman atau perjanjian itu ditujukkan untuk menampung hasil-hasil perundingan masalah jual-beli, maka surat kesepahaman atau perjanjian itu berisi hal-hal yang menyangkut hak-hak dan kewajiban-kewajiban penjual dan pembeli atas transaksi jual-beli yang dilakukan.
2. Penyusunan Kontrak Bisnis
Untuk menyusun suatu kontrak bisnis yang baik diperlukan adanya persiapan atau perencanaan terlebih dahulu. Idealnya sejak negosiasi bisnis persiapan tersebut sudah dimulai. Penyusunan suatu kontrak bisnis meliputi bebrapa tahapan sejak persiapan atau perencanaan sampai dengan pelaksanaan isi kontrak. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prakontrak
a. Negosiasi;
b. Memorandum of Undersatnding (MoU);
c. Studi kelayakan;
d. Negosiasi (lanjutan).
2. Kontrak
a. Penulisan naskah awal;
b. Perbaikan naskah;
c. Penulisan naskah akhir;
d. Penandatanganan.
3. Pasca kontrak
a. Pelaksanaan;
b. Penafsiran.
3. Penyelesaian sengketa.
Sebelum kontrak disusun atau sebelum transaksi bisnis berlangsung, biasanya terlebih dahulu dilakukan negosiasi awal. Negosiasi merupakan suatu proses upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain. Dalam negosiasi inilah proses tawar menawar berlangsung. Tahapan berikutnya pembuatan Memorandum of Understanding (MoU).
MoU merupakan pencatatan atau pendokumentasian hasil negosiasi awal tersebut dalam bentuk tertulis. MoU walaupun belum merupakan kontrak, penting sebagai pegangan untuk digunakan lebih lanjut di dalam negosiasi lanjutan atau sebagai dasar untuk melakukan studi kelayakan atau pembuatan kontrak.
Setelah pihak-pihak memperoleh MoU sebagai pegangan atau pedoman sementara, baru dilanjutkan dengan tahapan studi kelayakan (feasibility study, due diligent) untuk melihat tingkat kelayakan dan prospek transaksi bisnis tersebut dari berbagai sudut pandang yang diperlukan misalnya ekonomi, keuangan, pemasaran, teknik, lingkungan, sosial budaya dan hukum. Hasil studi kelayakan ini diperlukan dalam menilai apakah perlu atau tidaknya melanjutkan transaksi atau negosiasi lanjutan. apabila diperlukan, akan diadakan negosiasi lanjutan dan hasilnya dituangkan dalam kontrak.
Dalam penulisan naskah kontrak di samping diperlukan kejelian dalam menangkap berbagai keinginan pihak-pihak juga memahami aspek hukum,dan bahasa kontrak.Penulisan kontrak perlu mempergunakan bahasa yang baik dan benar dengan berpegang pada aturan tata bahasa yang berlaku. Dalam penggunaan bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing harus tepat, singkat, jelas dan sistematis.
Walaupun tidak ditentukan suatu format baku di dalam perundangundangan,
dalam praktik biasanya penulisan kontrak bisnis mengikuti suatu pola umum yang merupakan anatomi dari sebuah kontrak, sebagai berikut:
(1) Judul;
(2) Pembukaan;
(3) Pihak-pihak;
(4) Latar belakang kesepakatan (Recital);
(5) Isi;
(6) Penutupan.
Judul harus dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas misalnya: Jual-Beli, Sewa, Sewa-Menyewa, Joint Venture Agreement atau License Agreement. Berikutnya pembukaan terdiri dari kata-kata pembuka, misalnya dirumuskan sebagai berikut:
Yang bertanda tangan di bawah ini atau Pada hari ini Senin tanggal dua Januari tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini. Setelah itu dijelaskan identitas lengkap pihak-pihak. Sebutkan nama pekerjaan atau jabatan, tempat tinggal, dan bertindak untuk siapa. Bagi perusahaan/badan hukum sebutkan tempat kedudukannya sebagai pengganti tempat tinggal. Contoh penulisan identitas pihak-pihak pada perjanjian jual beli sebagai berikut:
1. Nama ....; Pekerjaan ....; Bertempat tinggal di .... dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri/untuk dan atas nama .... berkedudukan di .... selanjutnya disebut penjual;
2. Nama ....; Pekerjaan ....; Bertempat tinggal di .... dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri/selaku kuasa dari dan oleh karenanya bertindak untuk atas nama .... berkedudukan di .... selanjutnya disebut pembeli. Pada bagian berikutnya diuraikan secara ringkas latar belakang terjadinya kesepakatan (recital). Contoh perumusannya seperti ini:
Dengan menerangkan penjual telah menjual kepada pembeli dan pembeli telah membeli dari penjual sebuah mobil/sepeda motor baru merek .... tipe .... dengan ciri-ciri berikut ini : Engine No. .... Chasis ...., Tahun Pembuatan .... dan Faktur Kendaraan tertulis atas nama .... alamat .... dengan syarat-syarat yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli seperti berikut ini. Pada bagian inti dari sebuah kontrak diuraikan panjang lebar isi kontrak yang dapat dibuat dalam bentuk pasal-pasal, ayat-ayat, huruf-huruf, angkaangka tertentu. Isi kontrak paling banyak mengatur secara detail hak dan kewajiban pihak-pihak, dan bebagai janji atau ketentuan atau klausula yang disepakati bersama.
Jika semua hal yang diperlukan telah tertampung di dalam bagian isi tersebut, baru dirimuskan penutupan dengan menuliskan kata-kata penutup, misalnya, Demikianlah perjanjian ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya atau kalau pada pembukaan tidak diberikan tanggal, maka ditulis pada penutupan. Misalnya:
Dibuat dan ditandatangani di .... pada hari ini .... tanggal .... Di bagian bawah kontrak dibubuhkan tanda tangan kedua belah pihak dan para saksi (kalau ada). Dan akhirnya diberikan materai. Untuk perusahaan/badan hokum memakai cap lembaga masing-masing. Jika kontrak sudah ditandatangani berarti penyusunan sudah selesai tinggal pelaksanaannya di lapangan yang kadangkala isinya kurang jelas sehingga memerlukan penafsiran-penafsiran.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Menaggapi Keluhan Pelanggan

Menaggapi Keluhan Pelanggan
Menanggapi keluhan pelanggan merupakan salah satu prinsip pelayanan prima yang harus diperhatikan, karena dampak dari keluhan pelanggan yang tidak segera diatasi akan menimbulkan citra buruk bagi perusahaan dan peruasahaan akan kehilangan pelanggan. Pada dasarnya pelanggan hanya menginginkan perusahaan cepat tanggap serta menunjukkan perhatiannya terhadap ketidakpuasannya, misalnya jika pelanggan merasa barang yang diterimanya terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan yang dipesan (jumlahnya kurang, barang tidak sesuai dengan contoh/monster, barang cacat / rusak), maka pembeli / pelanggan akan mengajukan tuntutan dan keluhan-keluhan.
Menghadapi keluhan semacam ini penjual harus bijaksana, karena kalau salah dalam menangani akan berakibat fatal.
Karena kita tahu bahwa pembeli itu dapat merupakan media promosi yang paling jitu. Jika pembeli merasa tidak puas mereka akan menyebarkan yang jelekjelek tentang perusahaan / toko kita, dengan demikian perusahaan diambang kehancuran. Oleh karena itu, dalam menghadapi tuntutan semacam ini harus hati-hati. Kita perlu memeriksa lagi apa betul jumlahnya kurang, apa betul barang tidak sesuai dengan contoh dan sebagainya. Demikian juga jika barang cacat/ rusak, harus kita periksa lagi apa betul rusak atau cacatnya itu dari kita atau dalam pengangkutan atau karena sebab-sebab lain. Setelah semuanya jelas baru kita menanganinya.
Bila ternyata memang pengiriman kita kurang , harus kita lengkapi kekurangannya.
Jika cacat atau rusaknya berasal dari perusahaan, maka perusahaan yang harus menggantinya. Tetapi bila cacat / rusaknya dalam perjalanan maka perusahaan pengangkutan yang mengganti.
Dengan penanganan yang baik akhirnya semua akan merasa puas.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Menekankan calon pelanggan tentang keunggulan produk dan perbandingan dengan produk pesaing

Menekankan calon pelanggan tentang keunggulan produk dan perbandingan
dengan produk pesaing
Pada dasarnya Pengambilan keputusan konsumen dimulai dari tahap unawair yang kemudian masuk pada tahap awair saat konsumen mendapatkan informasi mengenai suatu produk. Untuk konsumen masuk tahap ini perusahaan harus menggiringnya dengan promosi yang bertahap, yakni tahap pertama adalah tahap pengenalan, konsumen dikenalkan akan produk dan manfaatnya. Tahap kedua sebagai tahap yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk dan tahap ketiga adalah konsumen diberikan pengalaman yang menyenangkan dalam menggunakan produk tersebut sehingga dapat melakukan pembelian ulang (repeat buying).
Ada 3 tahap konsumen melakukan pembelian, yakni TRIAL adalah konsumen mencoba menggunakan suatu produk, kemudian USE dimana konsumen menggunakan produk kembali setelah pembelian yang pertama dan ADOPTION dimana konsumen telah menjadikan suatu produk dalam aktivitasnya. Tahap-tahap tersebut dilakukan suatu produk salah satunya guna mencapai market share yang optimal. Untuk itu agar penjual dapat menarik perhatian calon pelanggan terhadap produk yang ditawarkan, maka penjual harus meiliki pengetahuan tentang produk tersebut secara mendalam, pengetahuan tentang produk yang perlu dikuasai penjual akan tergantung pada jenis produk yang mereka tawarkan. Berikut ini kelanjutan pemahaman yang disajikan tentang pengetahuan produk yang secara umum perlu dikuasai penjual yaitu:
• merk,
• kemasan,
• label,
• masa kadaluarsa,
• Harga dan syarat pembayaran,
• Layanan purna jual (kalau ada)..

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Sikap dalam memberikan tanggapan terhadap keberataan yang muncul dari calon pelanggan

Sikap dalam memberikan tanggapan terhadap keberataan yang muncul
dari calon pelanggan
Dalam menanggapi dan mengidentifi kasi keberatan calon pelanggan dibutuhkan sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar pelayanan, yaitu:
a. Layani pelangan dengan cepat, ramah dan sopan;
b. Jangan terpancing emosi atas sikap calon pelanggan;
c. Berikan informasi yang jelas dan benar tentang produk dan toko;
d. Berikan tatapan yang menyenangkan kepada pelanggan;
e. Hindari perdebatan dengan pelanggan;
f. Jangan membeda-bedakan pelangan;
g. Bekerja dengan penuh antusias;
h. Berikan perhatian penuh saat melayani pelanggan.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Pengetahuan tentang produk

Pengetahuan tentang produk
Seorang pramuniaga/tenaga penjualan yang berperan menjadi seorang negosiator haruslah memahami dan mengetahui tentang produk yang perlu yang dijualnya. Berikut ini disajikan pengetahuan tentang produk yang secara umum perlu dikuasai para pramuniaga/ tenaga penjualan:
• Informasi tentang latar belakang produk,
• Penampilan Produk,
• Komposisi atau campuran komponen Produk,
• Proses Pembuatannya dan Penggunaannya,
• Cara pemeliharaan dan umur pemakaian.
1. Latar belakang produk
Pengetahuan tentang latar belakang produk merupakan pengetahuan minimal yang harus dikuasai setiap pramuniaga /tenaga penjualan.
a. Karakreristik Produk
Defi nisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fi sik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.
b. Aspek produk
Ada tiga aspek produk:
• Bertujuan pada manfaat
o Manfaat penggunaan
o Manfaat psikologis
o Manfaat dalam mengatasi masalah.
• Visualisasi produk
o Atribut dan keistimewaan produk
o Kualitas produk
o Corak produk
o Kemasan dan label produk
o Merk.
• Menambah nilai produk
o Garansi
o Kemudahan Instalasi
o Pengiriman
o Ketersediaan di pasar
o Layanan purna jual.

c. Klasifi kasi Produk
Manajemen produk meliputi pengembangan taktik dan strategi untuk meningkatkan permintaan pasar melalui siklus hidup produk. Salah satu teknik yang cukup bagus untuk memahami produk adalah Aspinwall Classifi cation System. Yang mengelompokkan produk menggunakan lima variabel penilaian:
• Replacement rate – Seberapa sering produk tersebut dipesan ulang oleh pengecer.
• Gross margin – Berapa besar rata-rata keuntungan yang dihasilkan oleh tiap produk.
• Buyer goal adjustment – Seberapa besar rentang segmen konsumen yang bisa dicapai.
• Duration of product satisfaction – Seberapa lama produk tersebut bermanfaat bagi pembeli.
• Duration of buyer search behaviour – Berapa lama konsumen tetap mencari dan membeli produk.

d. Diferensiasi Produk
Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifi kasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifi kasi fi sik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk Anda dibanding produk pesaing, Anda akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
e. Spesifi kasi produk, adalah keterangan dari pihak produsen (bukan pemasok) yang menerangkan mengenai produk tersebut, asal-usulnya (bahan baku) cara pembuatan (alur proses) dan segala hal yang menyangkut produk tersebut.
f. Price Lining adalah kegiatan dimana Anda menggunakan batasan harga untuk seluruh produk dalam satu lini. Teknik ini biasa digunakan oleh toko yang menggunakan satu harga untuk seluruh produknya semisal toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang dijual di toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu.

2. Penampilan Produk
Untuk produk tertentu seperti pakaian, mobil, meubel, rumah dan kantor dan barang cetakan calon pembeli akan mempertimbangkan penampilannya, termasuk dalam penampilan tersebut adalah mode, desain, dan warna. Kecocokan disain dan warna produk seringkali menjadi factor penentu pembeli membeli barang. Pengetahuan pramuniaga/tenaga penjual tentang mode, warna, desain dan trend perkembangan desain dan warna produk di masyarakat sangat berguna bagi pramuniaga/tenaga penjual dalam membantu calon pembeli memantapkan pilihan. Pengetahuan tentang penampilan produk juga penting peranannya dalam keberhasilan presentasi penjualan para pramuniaga/tenaga penjual.
3. Komposisi Produk
Pengetahuan tentang koposisi komponen produk akan membantu pramuniaga/tenaga penjual dalam mengutarakan keistimewaan produk. Sebagai contoh peralatan memasak yang terbuat dari aluminium dapat menyerap panas api dengan cepat. Disamping itu berat aluminium hanya sepertiga dari berat bahan metal lain seperti besi atau tembaga. Pengetahuan pramuniaga/tenaga penjual tentang bahan yang dipergunakan untuk membuat peralatan memasak dapat mempermudah mereka menjelaskan keistimewaan produk tersebut kepada para pemilik rumah makan, hotel atau asrama yang membutuhkannya.
4. Proses Pembuatan Produk
Di samping bahan baku dan pembantu, mutu produk dipengaruhi oleh proses pembuatan, pengawasan mutu (quality control) dan inspeksi pada akhir proses produksi.
Dengan pengetahuan dasar tentang proses pembuatan produk itu, mereka diharapkan dapat menjelaskan kepada calon pembeli mengapa harga produk perusahaan mereka lebih tinggi (atau lebih rendah) dibandingkan dengan produk saingan. Mereka juga dapat memberikan penjelasan tantang hal-hal yang bersangkutan dengan jadual pengiriman
barang pesanan.
5. Penggunaan Produk
Tidak dapat ditawar lagi pramuniaga/tenaga penjual harus mengetahui pengetahuan lengkap tentang kegunaan produk yang mereka perdagangkan. Apalagi kalau produk mempunyai berbagai macam kegunaan atau manfaat. Disamping itu, mereka juga harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mempergunakan produk. Sebagai contoh pramuniaga/tenaga penjual yang memperdagangkan gergaji (chain saw) yang dipergunakan perusahaan kehutanan harus tahu kecepatan gergaji itu memotong pohon. Mereka harus dapat mendemonstrasikan penggunaan gergaji tersebut dengan baik. Selanjutnya mereka wajib mengetahui suku cadang apa yang perlu ikut dibeli, bagaimana pula cara membongkar pasang mata rantai gargaji.
6. Pemeliharaan Dan Umur Teknis Produk
Seorang pramuniaga/tenaga penjual harus mengetahui perkiraan umur teknis produk mereka. Hal itu disebabkan karena calon pembeli ingin mengetahui apakah jangka waktu penggunaan produk yang akan dibeli sepadan dengan jumlah uang yang akan mereka keluarkan. Seorang pramuniaga/tenaga penjual wajib mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan layanan purna jual, jangka waktu jaminan produk, kerusakan apa
saja dijamin perusahaannya, bengkel mana yang dapat menerima reparasi jaminan. Disamping itu mereka dapat memberi penjelasan kapada pembeli bagaimana cara pemeliharaan rutin dan reparasi kecil-kecilan produk.
7. Standar mutu produk
Menganalisis produk barang atau produk jasa yang akan dijual merupakan hal sangat penting karena dengan analisis produk yang tepat akan diketahui kelemahan dan kekurangan dari produk tersebut. Ada dua analisis yang dapat dilakukan atas barang dan jasa yang akan dipasarkan yakni analisis produk itu sendiri (mutu, dan kualitas produk) dan pengklasifi kasian produk atau jasa yang akan dipasarkan (dari segi kuantitas produk). Untuk menganalisis terhadap mutu produk yang akan dijual dapat dinyatakan sebagai berikut:
a Sample
Adalah merupakan mutu suatu produk dengan cara memperlihatkan salah satu contoh mutu barang yang akan dijual, biasanya untuk barang barang yang yang sukar disebutkan kualitasnya hingga membutuhkan pembuktian, untuk memastikan antara yang asli dan yang palsu dan tentu saja harusdengan cara offerte dengan menggunakan monster.
b Dengan menyebutkan tipenya
Adalah dengan menjelaskan mutu suatu produk dengan cara menyebutkan tipenya. Misalnya pada komputer pentium 1, pentium 2, pentium 3 atau pentium 4. dengan menyebutkan tipenya saja sudah dapat diketahui mutu dari masing-masing komputer tersebut.
c. Dengan menyebutkan keterangannya
Adalah menjelaskan mutu produk dengan menyebutkan keterangan yang umum telah mengetahuinya, misalnya dengan menyebutkan nama produsennya.
d. Dengan menyebutkan namanya.
Adalah menjelaskan mutu suatu produk dengan menyebutkan namanya saja yang sudah dikenal banyak orang, misalnya Batik Solo, Beras Cianjur.
e. Dengan menyebutkan pembuatanya.
Adalah menyebutkan mutu suatu produk dengan cara menyebutkan pembuatannya, baik bahan yang digunakan maupun peralatan pembuatan. Hal ini bisa diterapkan untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan suatu produk pada departemen yang sama.
Khusus untuk mutu produk jasa sangat dipengaruhi oleh:
• Pemilihan personal.
• Standarisasi proses operasional, dan Pemantauan kepuasan pelanggan/konsumen.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Perbandingan produk dengan produk saingan

Perbandingan produk dengan produk saingan
Sebagian besar produk bersaing dengan produk sejenis atau substitusi buatan perusahaan saingan. Oleh karena itu tidak jarang tenaga penjual diberi tahu calon pembeli produk saingan lebih murah harganya, lebih bagus penampilannya atau lebih menarik syarat pembayarannya. Seorang tenaga penjual yang mempunyai pengetahuan tentang produk saingan mampu menonjolkan kelebihan produknya dibandingkan dengan produk saingan itu. Pengetahuan tentang produk saingan dapat diperoleh dengan cara-cara yang berikut:
• Meminta bagian produksi membeli produk saingan dan menyelidiki kekuatan dan kelemahannya,
• Mempelajari brosur, label dan iklan produk saingan,
• Menanyakan pengalaman pelanggan produk saingan tentang produk tersebut,
• Menanyakan pengalaman distributor yang memperdagangkan produk saingan,
• Mempergunakan atau mengkonsumsi produk saingan.
Dengan memiliki pengetahuan produk yang mendalam baik produk yang ditawarkan maupun produk saingan, maka penjual dapat lebih meyakinkan kepada calon pelanggan tentang keunggulan produk yang ditawarkan. Dengan demikian diharapkan calon pelanggan akan lebih tertarik dan akan melakukan closing atau penutupan penjualan.
Dalam menunjukkan keunggulan produk tidak boleh merugikan produk pesaing,adapun cara menunjukkan keunggulan produk tanpa merugikan pesaing dilakukan berdasarkan asas-asas berikut.
1. Asas Kompetisi Sehat
Artinya perusahaan dan penjual langsung harus menahan diri untuk tidak boleh membuat perbandingan-perbandingan yang dapat menyesatkan dan yang tidak sesuai dengan asas kompetisi yang sehat. Misalnya dengan menjelekkan produk pesaing dan mengunggulkan produk sendiri tanda alasan yang rasional.
2. Asas Etiket
Artinya hal-hal yang dibandingkan tidak boleh dipilih secara tidak etis. Misalnya membandingkan 2 produk yang jelas-jelas bahan bakunya berbeda.
3. Asas Faktual
Artinya informasi yang disampaikan dalam menyebutkan perbandingan harus didukung oleh fakta yang dapat dibuktikan.
4. Asas Apresiatif
Artinya perusahaan dan penjual langsung tidak boleh mencemarkan nama perusahaan atau produk manapun, baik langsung maupun tidak langsung, melainkan harus berusaha untuk saling memberikan penghargaan.
5. Asas Non Plagiator
Artinya perusahaan dan penjual langsung tidak berusaha untuk memanfaatkan secara tidak etis nama dagang atau lambang dari suatu perusahaan atau produk lain demi meraih keuntungan.


b. Kelemahan produk dikemas sehingga tidak signifi kan
Walaupun penjual telah menguasai pengetahuan tentang barang yang dijual, seperti yang sudah dijelaskan diatas, kadangkala dari produk itu sendiri terdapat kelemahan atau kekurangan dibandingkan dengan produk saingan. hal ini tidak dapat dipungkiri oleh penjual.
Apabila hal ini terjadi tentu saja sebagai penjual kita tidak boleh menutupi kekurangan tersebut, tetapi jelaskan kepada calon pelanggan keunggulan lain dari produk yang kita jual dibandingkan dengan produk pesaing. Apabila produk kita memiliki kualitas yang kurang baik, mungkin kita bisa menarik pelanggan dengan cara memberikan harga yang lebih bersaing dibandingkan produk pesaing atau memberikan pelayanan purna jual.


c. Mengidentifi kasi alternatif solusi terhadap keberatan dan kesulitan calon
pelanggan
Dimuka telah dijelaskan bahwa jenis keberatan calon pelanggan yang diajukan kepada penjual dapat berupa:
a. pertanyaan
b. penolakan
c. celaan
d. penilaian
e. perbandingan dengan produk lain
f. ketidak-sanggupan membayar.
Selain bentuk keberatan yang dilontarkan oleh calon pelanggan seperti disebutkan diatas ada juga pelanggan yang mengeluhkan hal-hal berikut:
a. Pelayanan tidak seperti yang dijanjikan
b. Merasa tertipu atau dipermainkan
c. Merasa diperlakukan dengan kasar
d. Dilayani oleh petugas yang tidak kompeten
e. Keluhan tidak ditanggapi
f. Tidak ada yang bertanggung jawab atas suatu kesalahan
g. Prosedur yang berbelit-belit dan mengesalkan
h. Mendapati kesalahan yang berulang-ulang
i. Tidak dilayani secara proffesional
j. Kesulitan dalam melakukan pembayaran.
Dari semua bentuk keberatan dan keluhan yang dilontarkan baik oleh calon pelanggan maupun pelanggan, bagaimana bentuk solusi yang dapat diberikan oleh penjual dalam menanggapinya?
d. Mencari solusi terhadap keberatan dan keluhan pelanggan
Keluhan pelanggan yang diterima oleh perusahaan kemudian diidentifikasi dan diklasifi kasikan berdasarkan jenis dan tingkatannya. Dari hasil identifikasi dan klasifi kasi, keluhan dan keberatan dapat dicarikan solusinya dengan lebih terarah.
Misalnya: Keluhan mengenai pelayanan, dipilah-pilahkan berapa keluhan atau keberatan yang berhubungan dengan mutu produk, harga, kuantitas, pengiriman dan seterusnya. Kemudian diambil langkah-langkah penyelesaian sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan dalam penanganan masalah tersebut.
Untuk menyusun keluhan pelanggan secara prosedural, hendaknya perusahaan menyediakan mekanisme yang efektif dan efi sien. Adapun perlengkapan yang dapat digunakan untuk menampung keluhan atau keberatan pelanggan dapat berupa:
a. Blanko keluhan pelanggan
b. kotak saran/sugestion box
c. Layanan konsumen bebas pulsa atau Hot Line
d. PO BOX untujk keluhan pelanggan
e. Petugas customer service
f. Website untuk email keluhan pelanggan.
1. Penyelesaian Pengaduan Mengenai Mutu Pelayanan
Penyelesaian permasalahan atau solusi yang dapat diberikan atas pengaduan atau keluhan mengenai mutu pelayanan oleh jajaran pegawai perusahaan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Keluhan kurangnya penyediaan troli (dorongan pembawa barang)
Jangan katakan maaf dengan diikuti oleh alasan yang menyebutkan di toko sedang banyak konsumen. Jawaban itu bukan jalan keluar yang patut diucapkan, karena konsumen pun tahu dari banyaknya pengunjung.
Pimpinan atau pengelola perusahaan harus mampu mencari troli untuk saat itu, dan bila memang tidak ada sampaikan maaf, berikan perlengkapan/ peralatan pengganti lain seraya mengucapkan terimakasih dan menjanjikan di lain waktu akan menambah peralatan tersebut. Peralatan sebaiknya disediakan lebih daripada kurang. Selanjutnya, bila perusahaan/toko belum memiliki dana untuk membeli peralatan baru harus dicari solusi dengan cara sewa-guna (leasing) atau menyewa dengan menyesuaikan ke harihari atau tanggal-tanggal yang biasanya penuh pengunjung (peak time).
b. Keluhan mengenai cara penempatan produk yang menyulitkan
Terima pengaduannya sebagai bahan pertimbangan untuk mereposisi, disesuaikan dengan jenis barang menurut format kebutuhan. Ucapkan terimakasih dan beritahukan sarannya sangat berguna dan akan diperhatikan dengan baik untuk perubahan.
c. Keluhan mengenai cara pelayanan yang kurang ramah
Terima keluhannya, sampaikan terimakasih dan permohonan maaf, kemudian beritahukan bahwa pada saat itu juga akan langsung ditindaklanjuti. Bila perlu pengawas atau manajer yang bertugas pada saat itu memberikan hadiah kecil sebagai penghargaan dan ungkapan terimakasih. Bentuknya boleh vocer diskon atau hadiah kecil ketika konsumen tersebut membayar barang yang dibelinya.
d. Keluhan mengenai cara pelayanan yang lambat
Untuk keluhan keterlambatan pelayanan, sampaikan permohonan maaf. Jangan berikan jawaban semua pelayan sedang sibuk atau ada urusan lain, lebih baik segera saja panggil pegawai/pramuniaga lain untuk membantu konsumen. Atau akan lebih hebat lagi bila pengawas/pegawai yang menerima keluhan langsung turun tangan membantu konsumen tersebut secara spontan dan dengan sikap yang sopan, sehingga akan menjadi “obat yang paling mujarab” untuk “mengobati” ketidakpuasan konsumen tersebut.
e. Keluhan mengenai kesalahan pemberian harga (biasanya karena harga di toko lebih tinggi daripada yang dicantumkan dalam brosur atau iklan) Atas adanya keluhan mengenai harga harus langsung ditindaklanjuti saat itu juga, lakukan perubahan sesuai janji di iklan atau brosur. Kalau perbedaannya tidak begitu besar, jangan dijawab karena ada salah cetak di brosur. Langsung saja perbaiki, kecuali bila nilai yang tercantum perbedaannya sangat besar, perlu ada penjelasan. Sampaikan permohonan maaf.
f. Keluhan atas cara pengamanan yang berlebihan sehingga menimbulkan kekurang nyamanan dan ketidakbebasan dalam memilih barang
Untuk melakukan proteksi atau pengamanan barang-barang dagangan dari pengutil, manajemen perusahaan /toko biasanya membentuk tim pengaman yang terdiri dari orang-orang tidak berseragam atau berseragam (satpam), namun ada juga yang menggunakan alat pemantau berupa kamera yang dihubungkan ke TV dan Video (closed circuit/CCTV).
Yang sering dikeluhkan bukan alat pemantau elektronis tetapi para pengaman yang berlalu lalang diruang penjualan, yang tatapan matanya penuh curiga. Solusinya berikan ucapan terimakasih kepada konsumen yang menyampaikan keluhan dan sampaikan kepadanya bahwa manajemen perusahaan akan segera memperbaiki kinerja para pengaman.
g. Kurangnya konter (counter) tempat pembayaran
Keluhan mengenai kurangnya konter tempat pembayaran biasanya muncul karena betul-betul kurangnya tempat pembayaran atau karena pada saat padat pengunjung petugas ditempat pembayaran kurang terampil, sehingga menimbulkan antrean yang panjang. Sering juga terjadi kelambatan akses atau kerusakan alat otorisasi kartu kredit atau kartu debet, pemalsuan kartu kredit atau karena kerusakan mesin kas (cash machine). Keluhan tidak perlu dijawab dengan alasan-alasan di atas, tetapi terima saja dengan lapang dada untuk menyediakan konter yang cukup untuk melayani jumlah konsumen yang belanja. Beritahukan bahwa keluhannya merupakan masukan berharga yang akan ditindaklanjuti sesegera mungkin jangan lupa sampaikan bahwa keluhannya merupakan masukan berharga yang akan ditindaklanjuti sesegera mungkin jangan lupa sampaikan maaf dan terima kasih atas sarannya.
h. Sikap berprasangka (prejudice) .
Pengaman perusahaan/toko berseragam Satpam adalah figure pengaman yang selama ini sering dikeluhkan konsumen karena seringkali berprasangka buruk terhadap konsumen dan sering memeriksa dengan cara yang tidak sopan. Jalan keluar untuk menangani kejadian seperti ini, karena kesalahpahaman dari Satpam/Pengaman perlu diambil dengan sangat bijak, baik dengan permintaan maaf, rehabilitasi nama baik konsumen maupun ganti rugi atas tuntutan (klaim) yang mungkin diajukan konsumen.
2. Penyelesaian Pengaduan Konsumen yang Disampaikan Melalui Lembaga
Konsumen dan yang Ditulis Secara Terbuka Pada Mass Media Untuk pengaduan mengenai mutu pelayanan dan produk yang disampaikan konsumen melalui Lembaga Konsumen dan yang ditulis pada rubrik surat pembaca di media cetak, dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk pengaduan yang disampaikan kepada perusahaan/toko melalui aktivis Lembaga Konsumen, penaganannya harus dilakukan dengan baik oleh pimpinan dan seorang petugas public relationnya. Penjelasan harus disertai data yang memadai. Jika memang pihak perusahaan bersalah. Nyatakan kesalahan itu sebagaimana adanya dengan diikuti janji pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya. Jika perlu, langsung membuat publikasi degan cara melaksanakan pernyataan khusus melalui pers (pers realease) bersama-sama degan pihak Lembaga Konsumen.
b. Untuk pengaduan yang ditulis dengan surat terbuka, pihak manajemen perusahaan/toko harus menanganinya dengan melihat dahulu benar tidaknya kejadian dengan menghubungi pihak penulis pengaduan atau keluhan terbuka yang bersangkutan. Jika hanya suatu kebohongan, berikan bantahan melalui rubrik surat pembaca di media yang sama,bila ditemukam fakta kebenaran dari pengaduan itu, lakukan musyawarah, berikan konpensasi, dan lakukan permohonan maaf yang tulus dan terbuka pada media dan rubrik yang digunakan konsumen tersebut untuk membuat
surat terbuka.
Tanggapan/keluhan konsumen atas berbagai barang dagangan yang ditawarkan sangat beragam dan banyaknya tanggapan/keluhan sangat tergantung kepada jenis barang yang ditawarkan.
c. Apapun bentuk dan jenis
Apapun bentuk dan jenis tanggapan/keluhan yang datang dari khalayak selaku calon konsumen atau konsumen pasti harus ditangani secara baik karena setiap tanggapan/keluhan yang datang akan mempunyai dampak tertentu bagi kelangsungan produk atau perusahaan, antara lain:
• Peningkatan pelayanan;
• Peningkatan dan penurunan produksi;
• Peningkatan atau pengurangan persediaan barang;
• Penambahan atau pengurangan tempat penjualan outlet;
• Penghentian pemasaran barang;
• Kelangsungan usaha secara umum.
Tanggapan/keluhan konsumen terhadap suatu barang dagangan yang ditawarkan melalui iklan dapat muncul seketika dalam waktu yang berdekatan dengan waktu pemasangan iklan dan ada juga reaksinya baru muncul dalam tenggang waktu cukup lama. Cepat lambatnya reaksi dari pelanggan sedikit banyaknya dipengaruhi oleh:
• Waktu kerja (banyak yang baru berniat belanja pada hari-hari libur).
• Pola belanja (belanja berwaktu: mingguan, dua mingguan, bulanan).
• Hari-hari gaji (kemampuan belanja saat awal bulan).
• Besarnya tabungan (daya beli tertunda dalam tabungan).
• Kuasa belanja (apakah yang memutuskan belanja istri atau suami atau keduanya).
Jenis tanggapan/keluhan dari konsumen yang harus ditangani biasanya ditunjukkan dengan datangnya ungkapan keinginan dari para konsumen secara langsung maupun tidak langsung, sehingga harus dilakukan:
a) Pelayanan kepada konsumen yang ingin mengetahui spesifi kasi barang dan kegunaannya.
b) Pelayanan kepada konsumen yang ingin menginginkan diadakan demo penggunaan barang.
c) Pelayanan kepada konsumen yang ingin melakukan penjajagan dengan cara mencoba.
d) Pelayanan kepada konsumen yang ingin disediakan barang.
e) Pelayanan kepada konsumen yang ingin mengetahui mutu, jaminan dan pelayanan purna jual.
f) Pelayanan kepada para konsumen yang ingin ditunjukkan dimana saja barang yang diiklankan tersebut dijual.
g) Pelayanan kepada para konsumen yang ingin difasilitasi dengan cara membeli angsuran.
h) Pelayanan kepada para konsumen yang ingin melihat untuk mengetahui contoh barang yang ditawarkan dan macam atau varitasnya.
Bilamana melihat ada tanda-tanda keberatan pembeli terhadap barangbarang yang akan dibelinya, seorang penjual harus dapat menguasai diri. Di sini seorang penjual jangan emosi dan jangan memperlihatkan ketidaksenangannya.
Di dalam mengahadapi dan mengatasi keberatan pembeli seorang penjual, harus mengajak calon pembeli berbicara. Kemudian dengarkan segala keberatan dan keluhan dengan senang, lalu ajukan beberapa pertanyaan, kemudian pengaruhi dengan anjuran.
Beberapa cara praktis mengatasi atau mengendalikan keberatan
pembelinya itu:
• Penjual harus mengetahui lebih dahulu apa keberatannya itu.
• Dengarkan baik-baik keberatannya tadi, jangan memotong pembicaraannya.
• Ulangi segala keberatan calon pembeli dengan bahasa penjual sendiri.
• Usahakan agar penjual mengetahui akan keberatan calon pembeli.
• Kemudian jawablah segala keberatan tersebut tanpa berbantah.
• Jika calon pembeli mengajukan keberatan yang bersifat umum, jawablah dengan menunjukkan ciri-ciri khusus dari barang yang bersangkutan.
• Jangan menganggap keberatan calon pembeli itu salah.
Setiap kali pembeli mengajukan keberatannya, seorang penjual harus mencoba menanggapinya dengan senang hati. Sebagai pedoman umum di dalam menangani keberatan pembeli, adalah dengan mengajukan pertanyaan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Adapun yang menjadi alasan utama dengan adanya pertanyaan adalah jika diucapkan dengan nada suara rendah dan tempo pembicaraan yang agak lambat, biasanya tidak menggambarkan sikap menyangkal.
3. Mengetahui, memahami dan mengkonfi rmasikan batasan wewenang negosiasi
kepada pimpinan
Dalam menanggapi keluhan pelanggan, pegawai sesuai dengan jabatannya memiliki kewenangan dalam menyelesaikan keluhan atau kebertaan yang diajukan oleh pelanggan, demikain pula dalam menyelesaikan negosiasi penjualan. Seseorang yang diberi kewenangan untuk melakukan negosiasi kadang kala tidak dapat menyelesaikan negosiasi tersebut. Hal ini disebabkan dalam negosiasi ada hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri oleh negosiator. Misalnya dalam pemberian potongan harga atau discount; layanan layanan purna jual/garansi dan sebagainya. Jika ada calon pelanggan yang meminta hal tersebut tentu saja negosiator tidak dapat mengambil keputusan dan hal ini dapat dilaporkan kepada atasan untuk menyelesaikannya.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Teknik dasar Negosiasi

Teknik dasar Negosiasi
Seorang negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi dan kapan harus menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk menekan lawan bicaranya.
Teknik negosiasi bukan hanya dipakai sebagai alat untuk menyudutkan tetapi juga untuk bela diri bila tersudut. Negosiasi adalah suatu kegiatan yang unik, ada unsur sains, seni/kiat dan teknik. Lokakarya aktif ini akan menunjukkan kepada Anda bagaimana bekerjasama daripada agak bersaing dengan pihak lain untuk mendapatkan hasil yang baik bagi kedua pihak.
Dalam hal ini adalah negosiator dengan calon pembeli untuk mencapai kesepakatan bersama. Agar proses negoisasi dapat berjalan secara efektif dan efi sien maka negosiator harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi. Adapun kemampuan yang dimaksudkan adalah:
�� Kemampuan berkomunikasi dengan calon pembeli;
�� Kemampuan untuk mengetahui kondisi fisik dan suasana hati calon pembeli saat bernegosiasi;
�� Kemampuan untuk memulai dan memproses jalannya negosiasi dengan cara memciptakan hubungan yang harmonis dan akrab.
1) Kemampuan berkomunikasi dengan calon pembeli
Agar komunikasi dapat berjalan lancar dibutuhkan keterampilan dan tehnik yang tepat baik secara komunikasi verbal maupon non verbal.
• Komunikasi verbal penyampaian fi kiran dan keinganinan yang diungkapkan dengan kata-kata sehingga negosiator dapat menjelaskan secara konkret;
• Komunikasi non verbal merupakan sikap negosiator yang ditunjukkan dalam bahasa tubuh (gerakan), misalnya: memberikan senyuman; ekspresi wajah, posisi duduk; gerakan legan dan jari; anggukan kepala; kontak mata, variasi nada suara dan kecepatan bicara; sikap berdiam diri.
2) Kemampuan untuk mengetahui kondisi fi sik dan suasana hati calon
pembeli saat bernegosiasi
Ketika pertama kali bertemu dengan calon pembeli negosiator harus mengetahui dan tanggap terhadap:
• Penampilan jasmaniah calon pembeli apakah kondisi fi sik terlihat segar, lesu atau tidak bergairah. Begitu juga dengan pandangan matanya apakah terlihat semangat kelelahan atau kosong;
• Memperhatikan gaya bicaradan sikap calon pembeli pada saat berlangsungnya negosiasi dan itu dapat dilihat ketika calon pembeli menanggapi pembicaraan negosiator;
• Memperhatikan isyarat-isyarat yang diperlihatkan oleh calon pembeli (dapat berupa gerakan tangan, anggukan kepala dsb.) sebagai tanda pada saat berbicara;
• Memperhatikan calon pembeli dalam mengambil jarak dengan negosiator pada saat berbicara;
• Memperhatikan kondisi lingkungan calon pembeli, baik lingkungan kerja, lingkungan pergaulan sosialnya maupun lingkungan keluarganya.
3) Kemampuan untuk memulai dan memproses jalannya negosiasi dengan
cara menciptakan hubungan yang harmonis dan akrab
Setelah mengetahui seperti apa kondisi calon pembeli yang ditunjukkan dalam penampilan, gerakan dan pembicaraannya ketika pertama kali bertemu, setidaknya memberikan gambaran pada negosiator bagaimana sebaiknya bertindak dan membuka percakapan.
Dalam membuka pembicaraan dapat dimulai dengan pembahasan yang ringan mengenai lingkungan kerja, hobby dan sebagainya. Setelah itu baru berbicara tentang hal-hal yang dapat mengarah pada pokok pembahasan dalam negosiasi.
Adanya pembahasan yang ringan sebagai pemanasan sebelum beranjak ke inti permasalahan dapat dijadikan jalan untuk mempererat hubungan yang harmonis antara keduanya. Tetapi yang perlu diingat dalam berbicara yaitu sedapat mungkin dilakukan dengan penuh perhatian dan kehangatan disertai dengan nada suara yang bersahabat. Dengan perhatian dan kehangatan tersebut calon pembeli merasa diterima dan dihargai.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Syarat-syarat menjadi negosiator

Syarat-syarat menjadi negosiator
Untuk menjadi seorang negosiator yang sukses terhadap aktivitas negosiasinya harus memiliki kemampuan untuk bernegosiasi, sehingga sasaran dapat tercapai secara efektif dan efi sien.
Adapun kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang negosiator adalah
sebagai barikut:
1) Kemampuan berhubungan keadaan fi sik
(a) Kecerdasan
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecerdasan membuat seorang negosiator sukses dalam bernegosiasi. Kecerdasan dapat berkembang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Dengan adanya kecerdasan akan mudah beradaptasi dan bersikap fl eksibel terhadap calon pembeli.
(b) Berpenampilan fresh
Penampilan diri yang segar akan menambah kepercayaan dalam diri.
Hal seperti itu akan memberikan kebebasan pada diri negosiator dalam mempresentasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan sasaran.
(c) Memiliki rasa humor
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwa rasa humor dapat mengurangi ketegangan dan rasa stress. Jadi tidak ada salahnya sebagai negosiator memiliki rasa humor sehingga suasana yang tercipta akan lebih akrab dan santai, dan itu memberikan keuntungan sendiri bagi negosiator dalam mencapai sasaran.
(d) Pengertian
Dengan adanya rasa pengertian atau kesadaran tinggi pada diri seorang negosiator secara tidak langsung dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan calon pelanggan. Dengan kata lain, negosiator harus dapat menempatkan diri, kapan dia harus berbicara dan kapan dia harus mendengarkan calon pelanggannya sehingga calon pelanggan merasa dihargai. Hal ini berguna untuk menciptakan hubungan yang baik antara kedua belah pihak.
(e) Perhatian
Seorang negosiator juga diharapkan mempunyai perhatian kepada calon pelanggannya. Dengan demikian calon pembeli merasa nyaman berada didekat negosiator dan negosiasi dapat berjalan dengan baik. Karena dengan perhatian yang diberikan calon pelanggan akan merasa dihargai dan tertarik untuk mengikuti jalannya negosiasi dengan lebih saksama lagi.
(f) Pandai bergaul
Seorang negosiator harus pandai bergaul dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan golongan dan kelas. Dengan demikian kegiatan negosiasi akan berjalan dengan lancar. Karena dengan bergaul negosiator akan memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan yang sangat berguna sebagai bahan bernegosiasi. Disamping itu juga negosiator akan mengenal berbagai macam karakter manusia yang berbeda dan ini akan sangat berguna sekali untuk negosiator menyesuaiakan diri dengan orang lain. Sikap fl eksibel inilah yang dapat memperlancar proses negosiasi yang dijalankan.
(g) Memiiliki toleransi kepada orang lain
Bagi seorang negosiator sifat toleran sangat dibutuhkan untuk dapat menahan terhadap rasa dan pendirian yang bertwentangan dengan dirinya. Sehingga memudahkannya untuk menguasai diri (tidak emosional) dan negosiasipun dapat berjalan dengan lancar.
(h) Dapat menerima rangsangan dari luar
Kadang berita yang tidak mengenakan dari luar juga dapat mempengaruhi negosiator dalam melakaukan negosisasi. Hal ini dapat menimbulkan rasa marah, kecemasan dan segala hal yang dapat menimbulkan emosi. Oleh karena itu penting kiranya bagi negosiator menjaga situasai yang demikian agar tidak mengganggu jalannya negosiasi.

2). Kemampuan yang berhubungan dengan sifat/karakter/ kepribadian
Kepribadian negosiator juga dapat mempengaruhi kelancaran negosiasi. Adanya kepribadian yang baik juga akan menjadikan kegiatan negosiasi berjalan dengan baik. Adapun kepribadian yang baik yang harus dimiliki oleh seorang negosiator adalah:
a). Bersikap jujur
Dalam melakukan negosiasi diperlukan kejujuran. Memang sangat sulit mengungkapkan kejujuran. Yang dimaksud dengan kejujuran disini adalah jujur dalam menyampaikan informasi, tidak membohongi calon pelanggan khususnya yang berkaitan dengan produk yang dijual. Dengan kejujuran dapat menambah hubungan yang lebih harmonis antara negosiator dengan calon pelanggan.
b). Inisiatif dan kreatif.
Pada umumnya orang yang memiliki inisiatif dan kreatif dalam melakukan sesuatu dengan penuh semangat, melakukan pekerjaan tanpa diperintah lagi dan mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Dengan sikap ini seorang negosiator dalam menghadapi calon pelanggan tidak meiliki keraguan, antusias dan mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Sehingga memberikan pengaruh pada calon pelanggan untuk merasa yakin dan menerima sesuatu yang ditawarkan oleh negosiator.
c). Konsekuen dalam perbuatan.
Dalam dunia bisnis, segala sesuatu harus sesuai dengan apa yang telah diucapkan atau dilakukan, dan tidak menyimpang dari apa yang telah diputuskan. Sikap yang demikian adalah sikap dari orang yang berwatak teguh atau konsekuen dalam perbuatannya. Bicara tidak terlalu muluk dan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada diri calon pelanggan yang pada akhirnya negosiator dapat mengarahkan calon pembeli sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh negosiator.
3) Berhubungan dengan pengetahuan
Selain dituntut sebagai seorang yang berkepribadian baik, seorang negosistor juga diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas, baik yang menyangkut dengan negosiasi itu sendiri juga pengetahuan lain yang mendukung negosiasi.
Adapun pengetahuan yang harus dimilki oleh seorang negosiator antara lain:
(a). Memiliki pengetahuan tentang negosiasi
Untuk menjadi seorang negosiator sebaiknya mengetahui terlebih dahulu hal-hal yang berhubungan dengan negosiasi. Atau minimal mengetahui teorinya, sehingga memudahkan negosiator mencapai sasaran yang telah telah ditetapkan.
(b). Memiliki pengetahuan tentang kepribadian
Pengetahuan tentang kepribadian penting bagi seorang negosiator untuk mengetahui karakter calon pembeli yang dihadapinya. Hal tersebut akan memudahkan negosiator dalam menentukan langkah apa yang harus dilakukannya nanti pada saat bernegosiasi.
(c). Memiliki pengetahuan tentang lingkungan
Seorang negosiator harus memiliki pengetahuan tentang lingkungan.
Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah lingkungan dimana akan dilakukan negosiasi, apakah negosiasi akan dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari dst. Dengan demikian negosiator dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
(d). Memiliki pengetahuan tentang organisasi
Pengetahuan tentang organisasi yang harus dimiliki oleh seorang negosiator disini adalah pengetahuan tentang seberapa besar wewenang yang diberikan oleh perusahaan kepada negosiator dalam pengambilan kesputusan sesuai dengan kebijakan atau prosedur perusahaan yang berlaku yang berkaitan dengan negosiasi yang akan dilakukan.
(e). Sering melakukan latihan negosiasi
Untuk dapat melakukan negosiasi dengan berhasil, sebelumnya negosiator mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Adapun persiapan yang dapat dilakukan antara lain: Mempersiapkan dan membaca kembali materi negosiasi, mempersiapkan alat bantu demontrasi (jika perlu), dan mempersiapkan fi sik dan mental. Sebaiknya negosiator berlatih melakukan negosiasi dengan rekan kerja agar pada saat melakukan negosiasi yang sebenarnya tidak melakukan kesalahan.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Tujuan komunikasi bisnis

Tujuan komunikasi bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu; memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan kolaborasi, (collaborating) dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain, contoh seorang pemimpin perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang diharapkan, maka Dia memasang iklan melalui mass media, memasang websitus/situs di jalur internet, dalam hal ini setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat dari jangkauan dan biayanya, untuk itu harus memilih media mana yang akan dipilih. Dan itu tergantung pada kebijakan perusahaan dengan melihat kemampuan internal perusahaan tersebut. Contoh yang lain misalnya sebuah Departemen Store memasang tulisan discotn besar-besaran pada produknya.
b. Memberi persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan penegasan konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar kedua pihak memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting artinya dalam pererat kerja sama bisnis.

Jika materi/bahan ini berguna bagi anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai Donasi/sumbangan anda.

Publisitas (Publicity)

Publisitas (Publicity)
Pulisitas (Publicity) adalah merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial. Tentang produk tersebut di media cetak dan media elektronik, maupun hasil wawancara yang ditampilkan dalam media tersebut. Cara ini sangat baik untuk memperkenalkan perusahaan atau produk yang dihasilkan, karena publisitas dapat mencapai pembeli yang potensial yang tidak dapat dicapai dengan advertensi dan personal selling.
Dengan penyajian berita tersebut, perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum.
Publisitas mempunyai sifat sebagai berikut.
a. Tingkat kebenaran/kepercayaan yang tinggi, pemberitaan publisitas dianggap sebagai suatu yang benar dan dapat lebih dipercaya, tidak bersifat memihak.
b. Tidak disadari adanya maksud promosi yang sebenarnya. Pesan yang disampaikan kepada konsumen melalui publisitas adalah dalam bentuk berita dan bukan sebagai pesan komunikasi untuk maksud penjualan.
c. Penggambaran produk. Seperti advertensi, maka publisitas juga mempunyai kemampuan untuk menggambarkan produk perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas.
Keuntungan dari promosi secara umum adalah memengaruhi tingkat penjualan, sehingga keuntungan yang diharapkan perusahaan dapat meningkat, sedangkan keuntungan promosi secara khusus adalah merupakan alat informal dalam memperkenalkan produk perusahaannya. Lebih jelasnya keuntungan promosi itu
adalah sebagai berikut.
1. dapat meningkatkan omzet penjualan produk,
2. membentuk product motives dan patronage motives,
3. meningkatkan barang-barang perusahaan menjadi terkenal,
4. meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan.

Proksemik

Proksemik
Proksemik adalah yang berhubungan dengan keadaan diri dalam lingkungan. Dalam bidang komunikasi, proksemik meliputi keterkaitan individu dengan lingkungan atau ruang, seperti penggunaan ruangan, pengaturan peralatan dan perlengkapan ruangan (misalnya, penempatan furniture), pengaturan posisi tempat duduk, atau jarak antara komunikator dengan komunikan.

Prinsip-prinsip Periklanan

Prinsip-prinsip Periklanan
Periklanan pada prinsipnya harus memenuhi etika tertentu, sehingga konsumen tidak dirugikan. Periklanan tidak boleh diskriminasi dan menipu. Hal yang perlu diperhatikan oleh pembuat/pemasang iklan:
a. Bahasa yang kreatif baik dan mudah dibaca. Hindarkan kata-kata kasar, jorok dan tidak senonoh.
b. Gunakan gambar yang atraktif (menarik) dan hindarkan penggunaan gambar yang tidak bermakna maupun jorok atau porno.
c. Hindarkan dari penyampaian pesan palsu (False advertising).
d. Jangan membuat iklan pancingan palsu (Bait and-Switch Adverising)
e. Apabila iklan mengetengahkan pemberian hadiah promosi dan pelayanan (promotion an allowence and service) agar diusahakan perusahaan, pemberian hadiah promosi dan pelayanan itu tersedia untuk semua konsumen dengan syarat yang sama.

Hal-Hal yang Harus Dimiliki Seorang Pramuniaga /Tenaga Penjual

Hal-Hal yang Harus Dimiliki Seorang Pramuniaga /Tenaga Penjual
a. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang
• Perusahaan di mana dia bekerja,latar belakang segala macam produser
dan peraturan-peraturan
Yang diberlakukan baik menyangkut karyawan, barang maupun konsumen.
• Barang-barang yang dijual, misalnya tentang merek, kemasan asal pabrik dan lain-lain.
• Konsumen yang akan dilayani, baik barang yang dibutuhkan kebiasa.
b. Memiliki sikap yang baik, dan positif tentang:
• Dirinya sendiri, artinya yakin akan pengetahuannya akan barang-barang yang dijualnya, dan yakin akan kemampuannya untuk dapat melayani segala jenis macam pelanggan.
• Yakin akan pengetahuannya tentang sistem dan prosedur yang berlaku (Standard Oprasional Prosedure/SOP).
c. Memiliki keterampilan yang cukup tentang:
• Pembuatan administrasi penjualan yang baik.
• Cara melakukan transaksi penjualan.
• Cara melakukan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya.

Personal selling (Penjualan Perseorangan)

Personal selling (Penjualan Perseorangan)
Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan terwujudnya penjualan produk. Dalam personal selling akan terjadi interaksi langsung antara pembeli dengan penjual. Kegiatan personal selling tidak hanya terjadi di tempat pembeli saja, akan tetapi dapat juga di tempat penjual.
Kegiatan ini disajikan secara lisan melalui suatu pembicaraan dengan calon pembeli atau peminat dengan tujuan calon pembeli tergerak hatinya untuk membeli barang yang dibicarakan tadi.
Prinsip-prinsip dasar personal selling (penjualan perorangan)
► Persiapan yang matang
Personal seling harus mempersiapkan diri secara matang sebelum melakukan tugasnya seperti:
􀁔 Mengetahui produk yang akan dijualnya
􀁔 Mengetahui pelanggan dan calon pelanggan
􀁔 Mengetahui tempat penjualan barang
􀁔 Menentukan tempat pembeli
Untuk menentukan calon pembeli, personal selling harus berpedoman pada kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.
► Merealisasikan penjualan
Untuk merealisasikan penjualan, personal selling perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Mendekati pembeli
b. Menentukan kebutuhan pelanggan
c. Menyajikan barang dengan efektif
► Mengatasi keberatan dan kesukaran pembeli
► Menimbulkan goodwill setelah penjualan terjadi
Setelah konsumen membeli barang yang dijual, personal selling harus mampu memberikan kesan baik agar para konsumen membeli kembali barang yang dijual.
Adapun fungsi personal selling (penjualan perorangan) adalah sebagai berikut.
1. Memperkenalkan barang kepada konsumen melalui peragaan, hubungan langsung dengan pembeli.
2. Menciptakan kepercayaan konsumen.
Perbedaan iklan dengan personal silling adalah percakapan dengan iklan searah dan sepihak, sedangkan dalam personal selling bersifat dua arah atau timbal balik dalam menghadapi calon pembeli, bentuk-bentuk yang digunakan dalam personal selling ada bermacam-macam yaitu;
a. House of selling
Salesman yang mengunjungi pembeli dari rumah ke rumah. Salesman yang bekerja pada pedagang besar dan bertugas mengunjungi retailer.
b. Across the counter selling
Biasanya pada toko-toko pengecer, di mana salesman melayani calon pembeli yang datang.
c. Order taker
Salesman yang tidak mencari order, karena mereka ditugaskan oleh produsen untuk memperkenalkan barang baru, mengatur display, serta memberi petunjuk dan bimbingan kepada langganan.
d. Sales promotion
Promosi penjualan (sales promotion) adalah merupakan segala kegiatan pemasaran, selain personal selling, advertensi dan publisitas untuk merangsang pembelian barang perusahaan. Promosi penjualan lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia.
Dalam promosi penjualan dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan penjualan yang bersifat langsung dan jangka pendek, dengan mengadakan pameran, peragaan, demontrasi pertunjukan/eksebisi, contoh gratis/sample dan kemasan khusus.
Tujuan penggunaan promosi penjualan secara luas adalah:
􀁔 Meningkatkan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen
􀁔 Meningkatkan usaha dan intensitas penjualan
Promosi penjualan paling sering digunakan untuk tujuan menarik pembeli agar dapat memasuki pasar yang baru dan mendapatkan langganan baru.
Dalam hal ini sifat yang terdapat pada promosi penjualan yaitu:
• Insistent presence
Promosi penjualan dapat mengubah kebiasaan lama konsumen untuk memusatkan perhatiannya pada produk yang dihasilkan.
• Product demeaning
Promosi penjualan jika terlalu sering digunakan, maka akan timbul keraguan konsumen yang menganggap bahwa produk yang dipromosikan tersebut kurang laku, kurang disenangi, belum dikenal, atau tidak akan diproduksi lagi.

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi
Perkataan komunikasi adalah, berasal dari bahasa Latin, Communicare yang artinya sama.
Jadi, secara etimologis komunikasi berarti proses untuk memperoleh pengertian yang sama. Berdasarkan arti praktisnya, komunikasi adalah suatu proses pengiriman/penerimaan informasi, berita atau pesan antara dua orang atau lebih dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga informasi, berita atau pesan yang dimaksud dapat dimengerti oleh keduanya. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan aktivitas urgent yang memegang peranan sangat penting.
Sebuah kegagalan dalam organisasi bisnis, banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut. Keahlian seorang penjual dalam berkomunikasi merupakan alat promosi untuk memengaruhi minat calon pembeli dalam berbelanja, komunikasi adalah proses untuk memperoleh pengertian yang sama, menurut Willam C.H. Imstreet dan Wayne Murlyn Batty, dalam Business Communicatian: Principles and Method, Komunikasi adalah suatu proses pertukaran, Komunikasi bisnis yang berhasil dengan baik, adalah komunikasi yang bisa dilakukan secara efektif sesuai dengan situasi dan kondisi di organisasi bersangkutan.
Pimpinan yang baik, tahu dan faham benar macam dan bentuk komunikasi yang harus diterapkan saat bicara dengan bawahan misalnya. Atau seorang salesman paham menggunakan trik-trik approach komunikasi saat akan mempersuasi calon klien atau pembeli. Intinya, jika dilakukan dengan tepat, baik dan efektif, komunikasi akan menjadikan salah satu item penting penentu sukses tidaknya sebuah organisasi. Perusahaan guna memahami apa dan bagaimana dan seperti apa bussines communication atau komunikasi bisnis, Sebagaimana dikemukakan Johr R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Misalnya, seseorang itu mempunyai informasi mengenai suatu masalah, lalu ia menyampaikannya kepada orang lain, orang lain mendengarkan, dan mungkin berperilaku sebagai hasil mendengarkan pesan tersebut, lalu komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi, komunikasi dianggap suatu proses linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.
Jadi dapat disimpulkan, etika berkomunikasi adalah aturan dan berperilaku yang benar dalam menyampaikan berita/informasi

Paralinguistik

Paralinguistik
Paralinguistik adalah jenis komunikasi yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang mengucapkan atau menyampaikan pesan. Paralinguistik dapat menunjukkan bagaimana suatu pembicaraan disampaikan sekaligus menunjukkan tentang keadaan emosi dan sikapnya. Di sini ada beberapa isyarat vokal yang dapat disimak oleh pendengarnya, antara lain meliputi tingkat suara atau intonasi suara dan lancar tidaknya
berbicara. Contoh Paralinguistik
a. Volume suara
Volume suara yang harus diperhatikan adalah:
1. Suara yang berbisik dan lemah akan sulit didengar. Hal ini menunjukkan pribadi orang yang sulit membuka diri, susah mengutarakan perasaan, atau pemalu.
2. Suara yang selalu berubah-ubah volumenya menunjukkan kesulitan, keraguan, atau merasa kurang mampu dalam membicarakan suatu topik yang sedang dibahas.
b. Kelancaran berbicara
Kelancaran berbicara yang harus diperhatikan adalah:
1. Kelancaran dalam berbicara menunjukkan kesiapan dan penguasaan materi yang sedang dibicarakan.
2. Sering gagap dan ragu menunjukkan ketidaktenangan, atau peka terhadap materi pembicaraan.
3. Apabila berbicara disertai keluhan atau tersendat dan memandang orang yang disegani menunjukkan adanya tekanan emosional atau ketergantungan kepada pihak lain.
4. Sering diam pada saat berbicara menunjukkan kesulitan dalam merangkai atau menyampaikan kata-kata yang tepat, atau mungkin sedang enggan berbicara.

Menindaklanjuti Respon dan Permintaan Konsumen

Menindaklanjuti Respon dan Permintaan Konsumen
Iklan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan omzet penjualan, menarik konsumen untuk membeli produk, menimbulkan kepercayaan pada merek produk, meningkatkan keuntungan, produksi perusahaan meningkat dan membuat perusahaan menjadi terkenal.
Hasil efektivitas iklan akan terlihat dengan adanya respon dari konsumen, untuk itu pihak perusahaan harus tanggap atas berbagai reaksi dari konsumen, karena akan berdampak pada kelangsungan produk atau kemajuan perusahaan. Untuk itu perusahaan haruslah segera meningkatkan mutu pelayanan dan penyediaan produk yang cukup sehingga tidak mengecewakan konsumen.
Respon konsumen terhadap barang yang ditawarkan melalui iklan dapat segera terlihat dengan meningkatnya permintaan barang. Untuk menindaklanjuti respon tersebut perusahaan dapat melakukan:
a. Memberi sampel (contoh barang yang di tawarkan sesuai yang dikumandangkan iklan).
b. Menjelaskan lebih rinci akan manfaat barang.
c. Mengadakan demonstrasi penjualan.
d. Melayani para konsumen yang ingin mengetahui kualitas dan garansi barang.
e. Memberi fasilitas kepada pelanggan tentang cara pembayaran (tunai/kredit).
Maraknya kegiatan belanja yang dilakukan oleh rumah tangga konsumsi melalui pesawat telepon mengharuskan para pelanggan/penjual memiliki kemampuan/ keterampilan khusus yang diperlukan agar penjual tersebut dapat menarik pelanggan sebanyak-banyaknya yang akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan sebanyak-banyaknya, berikut akan diuraikan satu per satu macam-macam keterampilan khusus tersebut;
1. Keterampilan berkomunikasi
Komunikasi melalui telepon termasuk komunikasi tidak langsung/lisan, karena antara penelpon dan yang menerima telepon tidak terjadi tatap muka/ pertemuan karena itu memerlukan kesabaran, kecakapan dan komitmen antara pengirim dan penerima, seorang penjual yang baik harus mampu mendengarkan dengan cermat dan penuh perhatian pada setiap perkataan pelanggan, serta mampu menerangkan dan mendiskripsikan kebutuhan calon pembeli.
2. Keterampilan menjual
Seorang penjual harus benar-benar merencanakan dengan matang, sehingga mampu menggiring atau mengarahkan calon pelanggan sesuai yang diinginkan.
3. Keterampilan mendengarkan
Keterampilan mendengarkan sangat penting dalam segala bentuk komunikasi lisan, karena itu harus memahami hal-hal yang menghambat hambatan upaya mendengarkan dengan baik yaitu:
a. ganguan eksternal
b. gangguan pribadi
4. Bersikap lugas
Bersikap lugas berarti berhubungan dengan orang-orang secara terbuka tanpa bersikap pasif maupun agresif, bersikap lugas memungkinkan kita untuk
a. menyatakan ketidaksetujuan tanpa menimbulkan konfl ik,
b. penuh percaya diri,
c. bekerja sama dengan orang lain tanpa menimbulkan masalah,
d menerima kritik,
e. secara efektif mampu berhubungan dengan orang lain meski dalam situasi yang tidak menyenangkan

Memahami Bahasa Tubuh dalam Penjualan

Memahami Bahasa Tubuh dalam Penjualan
Bagi seorang penjual sangatlah penting untuk menguasai ilmu bahasa tubuh dalam meningkatkan jumlah penjualannya. Setidaknya ada dua kegunaan mempelajari bahasa tubuh:
1. Perbaiki bahasa tubuh kita selaku penjual, agar lebih persuasif.
2. Amati bahasa tubuh calon customer untuk bisa ”membaca” pikirannya.
Berdasarkan hasil penelitian Ernest Kretschmer, perilaku pelanggan sangat dipengaruhi oleh bentuk tubuhnya, di antaranya yaitu:
1). Pelanggan tipe piknis
Bentuk tubuh pelanggan tipe piknis, antara lain bentuk badan bulat, agak pendek, dan muka atau wajahnya bulat lebar. Pelanggan tipe ini pada umumnya bersifat ramah, suka berbicara, tenang, dan suka humor.
Cara mengahadapinya adalah:
■ Percakapan dilakukan dengan penuh perhatian, menarik, ramah, dan sedikit humor.
■ Menghindari perdebatan atau tidak bersikap konfrontasi.
2). Pelanggan tipe leptosom
Bentuk tubuh pelanggan tipe leptosom, di antaranya agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil, leher dan anggota badan kurus dan panjang. Pelanggan bertipe leptosom umumnya bersifat sombong, sok intelek, dan sok idealis.
Cara menghadapinya yaitu:
■ Menghormati pelanggan seperti layaknya seorang raja yang harus selalu dilayani.
■ Bersikap sabar, perhatian, penuh hormat, bijaksana, dan menuruti perintahnya.
■ Menghindari perkataan atau teguran yang dapat menyinggung perasaan pelanggan.
3). Pelanggan tipe atletis
Bentuk tubuh pelanggan tipe atletis, di antaranya badannya kukuh, pundak tampak lebar, dan pinggul berisi; anggota badannya cukup panjang, berotot dan kekar, muka wajahnya bulat lonjong. Pelanggan tipe atletis ini umumnya mempunyai karakter, seperti banyak gerak, berpenampilan tenang, jarang humor, dan tidak cepat percaya pada orang lain.
Cara menghadapinya adalah:
■ Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat.
■ Memberikan kesan seolah-olah pelanggan adalah orang yang baik dan cerdas.
■ Menghindari sikap terburu-buru, tetapi harus bersabar dalam melayani mereka.

Macam-Macam Media Iklan

Macam-Macam Media Iklan
Salah satu usaha untuk meningkatkan penjualan dapat dilakukan dengan mengiklankan produk. Menurut C Northcote Porkinson MK Rustomiji, Walter E Viera ”iklan adalah promosi produksi atau pelayanan nonindividu yang dilakukan oleh sponsor (perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifi kasi dan yang membayar biaya komunikasi”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak langsung dan pemasang iklan harus membayar dengan tariff tertentu yang berlaku.
1. Jenis iklan dan tujuannya
a. Jenis iklan berdasarkan tujuannya dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Iklan informasi
Tujuan iklan informasi adalah memberitahu pasar tentang produk baru atau menganjurkan penggunaan produk baru.
2) Iklan persuasi
Tujuan dari iklan persuasi pada dasarnya adalah menggugah minat publik, sehingga dapat tercipta permintaan selektif akan merek tertentu.
3) Iklan pengingat
Tujuan dari iklan pengingat adalah mengingatkan konsumen akan produk tertentu.
4) Iklan pemantap (reinforcement)
Tujuan dari iklan pemantap adalah untuk meyakinkan para pembeli/konsumen bahwa mereka telah mengambil/memilih produk yang tepat.
b. Berdasarkan sasarannya ternyata periklanan dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Iklan langsung (Direct advertising)
Iklan langsung adalah iklan yang ditujukan langsung supaya dapat mengenai sasarannya, yaitu kepada khalayak yang mungkin membeli.
2) Iklan tidak langsung (Indirect Advertising)
Adalah iklan umum yang ditujukan secara tidak langsung sambil membantu penjualan.
3) Iklan harga (price Advertising)
Iklan barang atau jasa yang menonjolkan harga yang menarik.
4) Iklan Merek (Brand Advertising)
Iklan merek adalah iklan yang menonjolkan nama/merek/brand barang yang dijual.
5) Iklan kualitas (Quality Advertising)
Iklan kualitas adalah iklan yang menonjolkan kualitas atau mutu produk/barang yang ditawarkan.
6) Iklan Produk/Barang (Product Advertising)
Iklan produk/barang adalah iklan yang memengaruhi konsumen dengan menonjolkan faedah-faedah dari pemakaian suatu barang/produk.
7) Iklan Institutional (institutional Advertising)
Iklan institutional adalah iklan yang mengutamakan nama perusahaan untuk memberikan jaminan atau kesan tertentu kepada para konsumen, agar mereka bersikap menguntungkan perusahaan dan produknya.
8) Iklan Prestise (Prestige Advertising)
Iklan prestise adalah iklan yang berusaha memberikan imaji (image) kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkannya berkaitan dengan kedudukan, kekayaan dan segala sesuatu yang berasosiasi kepada suatu prestise atau gengsi.
9) Iklan Persaingan (Competitive Advertising)
Iklan persaingan adalah iklan yang ditujukan untuk persaingan, yaitu untuk merebut pasaran sehingga perusahaan mempunyai omzet
penjualan yang besar.
10) Iklan Kolektif (Collective Advertising)
Pembuatan iklan kolektif/bersama ini adalah untuk memperkecil
biaya reklame karena biaya dapat ditanggung bersama.

Macam/jenis Media Iklan

Macam/jenis Media Iklan
a. Advertensi cetak (print advertising), adalah berupa iklan pada harian surat kabar atau majalah.
b. Advertensi elektronik (electronic advertising), adalah berupa iklan melalui siaran radio dan televisi.
c. Transit advertensi, misalnya bulletin, poster, sticker, dan lain-lain.
d. Kiriman langsung (direct mail) adalah berupa barang cetakan yang dikirim langsung dengan pos kepada calon pembeli.
e. Advertensi khusus (specialty advertising), adalah segala macam barang, berupa hadiah atau pemberian dengan cuma-cuma.
f. Advertensi di luar rumah (outdoor advertising), adalah berupa papan reklame atau poster.

Komunikasi Bisnis

Komunikasi Bisnis
Keahlian seorang penjual dalam berkomunikasi melupakan alat promosi untuk memengaruhi minat calon pembeli dalam berbelanja, komunikasi adalah proses untuk memperoleh pengertian yang sama, menurut Willam C.H. Imstreet dan Wayne Murlyn Batty, dalam Business Communicatian: Principles and Method, Komunikasi adalah suatu proses pertukaran komunikasi bisnis adalah komunikasi yang dilakukan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Kegiatan yang dilakukan oleh komunikator bisnis/komunikasi pemasar adalah merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk pihak yang lebih baik.
Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal:
1 Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah message yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2 Ketepatan. Komunikan atau audience memiliki kerangka piker. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengeksperikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka piker komunikan.
3 Kredibilitas. Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bawah komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.
4 Pengendalian. Dalam komunikasi, komunikan memberikan reaksa/umpan balik/ feedback terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.
5 Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan komunikan.

Kelemahan dan kelebihan media advertensi yang sesuai dan karateristik barang

Kelemahan dan kelebihan media advertensi yang sesuai dan karateristik
barang
a. Kelemahan media advertensi:
1 Advertising tidak fl eksibel, hal ini disebabkan karena pesan-pesan yang disampaikan adalah bersifat standar, sehingga sulit untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan serta perbedaan yang terdapat pada tiap konsumen.
2 Informasi yang diberikan advertising sifatnya terbatas, mengingat adanya biaya yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan hanya singkat. 3 Cara memengaruhi konsumen pada advertising dilakukan secara tidak langsung, sehingga feedback biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Kelebihan media advertensi:
1. Penghematan biaya.
Dengan advertensi sekaligus dalam waktu serentak dapat mendatangi konsumen (pembaca) dalam jumlah besar.
2. Dapat mencapai sasaran yang dimaksud
Misalnya memasang advertensi yang ditujukan kepada koperasi batik di majalah batik (atau mingguan batik).
3. Selalu mengingatkan kepada pembeli/calon-calon pembeli.
Ini disebabkan oleh permanennya tulisan, gambar, atau booklet dan sebagainya yang setiap saat dapat dilihat atau dibaca.
4. Membentuk produk motivasi atau patronage motives.
Dengan advertensi itu orang diberi alasan untuk diarahkan untuk membeli barang tertentu atau kepada toko tertentu.

Karakteristik Penjual

Karakteristik Penjual
Menurut Sutamto (1986), karakterisitik tenaga penjualan dapat dibagi menjadi:
1. Sikap
Sikap yang baik adalah dengan berdiri detigan posisi yang tegak, tidak bersandar pada etalase atau benda-benda lainnya. Karena dengan sikap ini akan memberikan kesan kepada pembeli bahwa penjual selalu siap untuk menolong dan melayani pembeli dengan penuh semangat. Sehingga ini merupakan awal yang menyenangkan bagi langganan.
2. Air muka
Sebagai penjual harus memerlihatkan air muka yang tetap ramah, relaks dan tidak tegang. Bersikap seolah-olah penjual adalah manusia yang tetap gembira. Usahakan jangan sampai rasa jemu tampak pada air muka.
3. Suara dan Bahasa
Berbicara dengan jelas, tegas dengan tutur kata yang sopan. Jangan berbicara yang kurang baik, kasar dan bertele-tele, jangan menjeritjerit atau melakukan setengah berteriak, jangan berbisik-bisik, serta tunjukkanlah berbicara yang sewajamya atau tidak dibuat-buat. Selama berbicara selalu menghadap ke arah pembeli, jangan cepat-cepat
memutus pembicaraan dan jawablah segala sesuatunya dengan tepat.
Selain itu, perhatikan nada suara. Berusahalah untuk dapat berbicara dengan nada yang meyakinkan.
4. Pakaian
Pakaian harus tampak bersih, rapi, sopan dan tampak terpelihara, tidak ada kancing yang terlepas, kain yang sobek atau kusut dan lain sebagainya.
Pakaian yang dikenakan harus menunjukkan selera yang baik (terutama pada toko perhiasan dan pakaian). Untuk toko pakaian, pelayannya harus menggunakan mode-mode mutakhir tetapi tidak terlalu menyolok mata.
5. Rambut
Sebaiknya rambut dipangkas praktis agar mudah memeliharanya dan selalu dapat disisir rapi. Bagi wanita, sebaiknya rambut tidak usah terlalu panjang karena dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran bekerja.
6. Tangan
Bagi toko makanan, pakaian dan perhiasan, kebersihan tangan dan kuku merupakan hal yang teramat penting untuk dipelihara. Jangan sesekali menggunakan kutek yang menyolok mata. Tangan dan kuku yang terawatt baik akan meningkatkan rasa percaya dari pelanggan.
7. Make-up
Gunakan make-up yang lembut dan sederhana dan sesuai situasi dan kondisi pekerjaan.
8. Kepribadian penjual
Kepribadian penjual yang baik ditunjukkan dengan mempunyai rasa percaya diri, kesopanan, kesabaran, kebijaksanaan, kejujuran, suka menolong, semangat, ketepatan atau kedisiplinan, ingatan dan berpikir positif, dapat mencari penyelesaian konfl ik dengan baik. Selain itu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pembeli dan dapat mengakui kesalahan yang dilakukannya.

Jenis iklan dan tujuannya

Jenis iklan dan tujuannya
a. Jenis iklan berdasarkan tujuannya dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Iklan informasi
Tujuan iklan informasi adalah memberitahu pasar tentang produk baru atau menganjurkan penggunaan produk baru.
2) Iklan persuasi
Tujuan dari iklan persuasi pada dasarnya adalah menggugah minat publik, sehingga dapat tercipta permintaan selektif akan merek tertentu.
3) Iklan pengingat
Tujuan dari iklan pengingat adalah mengingatkan konsumen akan produk tertentu.
4) Iklan pemantap (reinforcement)
Tujuan dari iklan pemantap adalah untuk meyakinkan para pembeli/konsumen bahwa mereka telah mengambil/memilih produk yang tepat.
b. Berdasarkan sasarannya ternyata periklanan dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
1) Iklan langsung (Direct advertising)
Iklan langsung adalah iklan yang ditujukan langsung supaya dapat mengenai sasarannya, yaitu kepada khalayak yang mungkin membeli.
2) Iklan tidak langsung (Indirect Advertising)
Adalah iklan umum yang ditujukan secara tidak langsung sambil membantu penjualan.
3) Iklan harga (price Advertising)
Iklan barang atau jasa yang menonjolkan harga yang menarik. 4) Iklan Merek (Brand Advertising)
Iklan merek adalah iklan yang menonjolkan nama/merek/brand barang yang dijual.
5) Iklan kualitas (Quality Advertising)
Iklan kualitas adalah iklan yang menonjolkan kualitas atau mutu produk/barang yang ditawarkan.
6) Iklan Produk/Barang (Product Advertising) Iklan produk/barang adalah iklan yang memengaruhi konsumen dengan menonjolkan faedah-faedah dari pemakaian suatu barang/ produk.

Etika berkomunikasi dalam penyampaian informasi

Etika berkomunikasi dalam penyampaian informasi
Dalam menyampaikan informasi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
• Menggunakan cara informasi yang paling mudah
Komunikasi akan lancar apabila tidak ada reaksi mengenai informasi yang telah disampaikan dengan kata-kata yang tidak berbelit-belit.
• Menggunakan alat komunikasi yang sederhana
Alat komunikasi dengan cara yang sederhana dengan menggunakan surat-menyurat, telepon atau bicara langsung. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi langsung yaitu komunikasi tatap muka.
• Kesamaan pengertian
Informasi atau berita yang dikirim harus memiliki kesamaan makna dan pengertian bagi pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Asas ini menghendaki agar informasi atau berita yang dikirim tidak menimbulkan salah pengertian atau salah penafsiran bagi penerima berita. Interprestasi yang berbeda-beda akan terjadi bila informasi itu dikirimkan kepada lebih dari satu penerima berita yang tingkat pengetahuan dan pengalamannya berbeda-beda. Akibatnya penafsiran terhadap informasi atau berita yang diterima akan berbeda-beda pula. Dalam hal ini perlu adanya konsistensi dan ketegasan isi berita/informasi.
• Penggunaan alat komunikasi yang sederhana
Dalam komunikasi diperlukan penggunaan sarana atau media komunikasi yang sederhana. Suatu informasi atau berita yang tidak begitu penting mungkin cukup dikirim melalui surat. Akan tetapi, apabila berita itu sangat penting dan perlu segera diketahui, oleh komunikan akan lebih efektif jika dikirim melalui telepon, telex, faksimili, radio atau televisi.
• Bermanfaat dan menguntungkan
Dalam komunikasi harus diperhatikan hal-hal yang bersifat menguntungkan, baik dalam hal isi, alat, maupun cara penyampaian informasi. Asas atau prinsip ini merupakan rangkuman dari prinsip pertama, kedua, ketiga, dan keempat yang pada dasarnya menghendaki efi siensi dan efektivitas dalam berkomunikasi.
Dalam hal ini isi berita hendaknya dipilih berita-berita yang bersifat umum, aktual, dan penting. Informasi atau berita itu harus objektif kebenarannya dan up-to date (tidak basi). Sarana informasi yang dipergunakan hendaknya disesuaikan dengan kepentingan, dan kebutuhan penyampaian berita hendaknya menyampaikan tepat waktu dan situasi.
Pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dan menggunakan alat-alat komunikasi merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pramuniaga atau tenaga penjual, karena sebagai tenaga penjualan tentunya seorang pramuniaga harus melakukan komunikasi baik dengan pembeli, rekan sekerja maupun atasan berkaitan dengan tugas pekerjaannya. Seorang pramuniaga juga harus membangun citra diri atau kepribadian yang baik dan menarik, karena pramuniaga yang merupakan ujung tombak suatu perusahaan akan menggambarkan image perusahaan kepada pembeli atau pelanggan, jika pramuniaga memiliki kepribadian yang baik dan menarik, biasanya orang sulit melupakan, hal ini juga merupakan promosi bagi perusahaan, sebaliknya jika pramuniaganya berkepribadian buruk akan merugikan perusahaan.
Karena tidak akan ada pembeli yang mengunjungi perusahaan atau toko tersebut, oleh karena itu seorang tenaga penjual/pramuniaga harus dapat memiliki keterampilan berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang baik. Untuk itu agar komunikasi yang dilakukan kepada pembeli dapat mencapai sasaran dalam arti pembeli akan melakukan sesuai yang diinginkan oleh penjual, maka pramuniaga sebagai pihak petugas penjualan selain harus

Cara Menjual yang Efektif dan Efisien

Cara Menjual yang Efektif dan Efisien

Herbert N. Casson, pernah berkata: ”Janganlah penjualan barang-barangmu ditujukan hanya kepada orang yang membutuhkan saja. Juga janganlah hanya ditujukan kepada orang yang tak mungkin membeli, tetapi tujukanlah penjualan barang-barangmu itu kepada tiap-tiap orang yang mungkin membeli”.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penjualan barangbarang harus ditujukan kepada setiap orang yang mungkin mau membeli.

Jadi janganlah ditujukan atau ditawarkan kepada orang-orang yang tidak mau membeli, hanyalah sia-sia saja.

Pada umumnya orang mau membeli barang-barang itu yang praktis, singkat, sesuai dengan kebutuhannya, serta mencapai kepuasan. Cara membeli ini adalah sangat efektif dan efi sien. Cara membeli yang efektif dan efisien adalah sebagai berikut.

1. melihat contoh barang

2. mendengar dari kawan-kawan atau iklan

3. tertarik terhadap barang sesuai dengan keinginan

4. mengambil keputusan untuk membeli sesuai dengan kebutuhannya

5. merasa puas dengan apa yang dibelinya

Di dalam cara membeli yang efektif dan efi sien itu, setiap pembeli sebaiknya berlangsung di dalam keadaan saling pengertian antara pembeli dan penjual, serta sikap saling memberi tanggapan. Cara membeli yang efektif dan efisien, seorang pembeli harus menyesuaikan diri dan selalu bersahabat dengan seorang penjual.

Agar lebih jelas cara membeli barang yang efektif dan efi sien itu adalah yang berdayaguna dan berhasil guna dan hasilnya adalah rasa kepuasan.

Adapun proses atau prinsip membeli yang efektif dan efi sien itu, di antaranya:

1. memilih barang yang disenangi dan dibutuhkan,

2. berbicara dan menanyakan kepada penjual tentang barang yang dibutuhkan,

3. menyesuaikan situasi dengan keuangan yang ada,

4. menghargai kepada penjual yang sedang menjelaskan akan manfaat barang,

5. menanggapi setiap reaksi, saran, usul dari penjual,

6. terjadi transaksi dengan rasa puas memiliki barang.

dan berhasilguna, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Cara membeli yang efektif dan efi sien yang baik adalah yang dapat merubah tingkah laku konsumen.

1. adanya kesadaran pembeli akan adanya manfaat barang

2. adanya minat untuk membeli barang yang diinginkan

3. adanya evaluasi pembeli terhadap barang yang akan dibelinya

4. adanya percobaan pembeli terhadap barang yang akan dibeli

5. adanya keputusan untuk membeli barang

6. adanya konfi rmasi tentang barang yang sudah dibeli

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes