Minggu, 04 April 2010

Syarat-Syarat Penataan Produk (Display)

Syarat-Syarat Penataan Produk (Display)
Menyusun barang dagangan juga merupakan salah satu hal yang tidak
kalah pentingnya, karena ini merupakan kesan pertama dari pengunjung toko
tersebut, oleh karena itu barang-barang dagangan yang dipajang di dalam
ruangan toko maupun di etalase harus ditata sedemikian rupa sehingga
kelihatan rapi, serasi dan menarik bagi setiap orang terutama calon pembeli,
untuk penataan barang-barang ini diperlukan keahlian khusus, kreasi dan
seni yang tinggi jadi tidak setiap orang bisa menata sendiri, agar penataan
terlihat menarik, perlu menyewa orang-orang yang ahli dalam dekorasi dalam
penataan barang/pemajangan, dengan harapan, hal ini bisa dipakai sebagai
dasar atau contoh atau acuan untuk penataan berikutnya, penataan barang
sebaiknya setiap saat diubah agar tidak membosankan dan disesuaikan dengan
keadaannya, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana bentuk, warna,
ukuran, tempat dan perlengkapan-perlengkapan lainnya itu dipadukan sehingga
penataan barang-barang itu kelihatan rapi dan menarik, yang pada akhirnya
akan bisa menarik pengunjung/calon pembeli/pelanggan tertarik untuk memiliki
barang-barang tersebut. Pemajangan barang dagangan adalah seni (applied
art) dan merupakan unsure promosi yang cepat berkembang serta merupakan
unsur yang dirasakan sangat penting, terutama dilihat dari fungsinya yaitu untuk
memperkenalkan barang dagangan, untuk menarik perhatian pengunjung dan
untuk melihat dan memegang barang dagangan yang kita pajang.
Menata barang dagangan (display) harus dilengkapi dengan informasi
keadaan toko dan barang yang dijualnya, hal ini dimaksudkan agar calon
pembeli lebih mengenal barang dan semakin besar peminat untuk mengadakan
transaksi. Semakin banyak barang yang ditampilkan, semakin mudah pula
calon pembeli menentukan pilihannya, oleh karena itu display harus disajikan
berdasarkan sudut pandang pembeli. Selain menata barang dagangan, yang
perlu diperhatikan juga adalah penataan ruangan toko (lay out) sebagai sarana
strategis yang dapat dimanfaatkan dengan efektif untuk ditata apik sehingga
memberikan ruang gerak yang bebas bagi calon pembeli, dengan ruang gerak
yang bebas, calon pembeli merasakan kenikmatan dalam berbelanja,disisi lain
toko juga harus memberikan kemudahan calon pembeli untuk memilih barang
barang yang dibutuhkannya, maka letakkanlah barang dengan posisi mudah
dilihat dan dijangkau.
o Mengacu pada logika konsumen
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan para peritel dalam
melakukan display, yang seharusnya mengacu pada ”logika” konsumen.
Logika konsumen dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang meliputi
cara berpikir, kebiasaan atau kecenderungan psikologis konsumen yang
memengaruhi perilaku mereka saat berbelanja dan berada di dalam toko.
Sebagai contoh, kebanyakan konsumen yang memiliki kebiasaan belanja
secara bulanan biasanya sudah mengetahui secara persis barang-barang
apa saja yang harus mereka beli pada saat berbelanja. Saat berada di dalam toko, konsumen seperti ini akan memulai ”perburuan” mencari
barang-barang yang ia butuhkan dengan berjalan dari lorong ke lorong
secara teratur. Jika pada saat itu mereka membutuhkan barang-barang
untuk keperluan mandi dan cuci (toiletries) hampir dapat dipastikan mereka
akan menyelesaikan perburuan atas barang-barang tersebut terlebih dahulu
baru kemudian beralih untuk mencari barang-barang keperluan lainnya,
sangat jarang terjadi seorang konsumen melakukan perburuannya secara
acak kecuali si konsumen memang tidak mengidentifi kasikan terlebih
dahulu barang-barang apa saja yang ia butuhkan. Biasanya konsumen
seperti ini tidak memiliki kebiasaan belanja bulanan.
Berdasarkan kecenderungan di atas, para peritel dapat menyiasati
displaynya tidak hanya dengan mengatur penempatan barang berdasarkan
grouping (pengelompokan barang) melainkan juga memajangnya secara
runtut (berurut). Untuk contoh kasus, display produk-produk toiletries, peritel
dapat melakukannya dengan mulai memajang produk-produk pasta gigi
pada rak/gondola pertama. Kemudian produk-produk sabun mandi pada
rak kedua di sebelahnya. Dilanjutkan lagi dengan memajang produk-produk
perawatan rambut atau sampo pada rak ketiga dan seterusnya, begitu juga
saat mendisplay produk-produk konsumsi seperti mi instant. Jika mengacu
pada logika konsumen, peritel sebaiknya memajang produk mi instantnya
berdekatan dengan saos, sambal atau kecap, hal ini dikaitkan dengan
kecenderungan konsumen saat mengonsumsi mi instant yang biasanya
dilengkapi dengan saos, sambal dan kecap, saat memajang produk-produk
kategori breakfast (sarapan pagi) seperti roti, selai, keju dan sereal, para
peritel pun dapat memajang produk-produk tersebut dalam satu rak atau
paling tidak berdekatan satu sama lain, kemudian tempatkan pula produkproduk
seperti gula, teh, kopi termasuk SKM (susu kental manis) pada
rak-rak tersebut karena produk-produk ini biasanya juga dikonsumsi oleh
konsumen pada saat sarapan pagi.
Masih banyak contoh-contoh siasat lain yang dapat diterapkan para
peritel sehubungan dengan bagaimana beradaptasi dengan kecenderungankecenderungan
konsumen ini, contoh lagi, apa yang selama ini dikenal
dengan istilah “customer eye level” atau level pandangan mata konsumen.
Level pandangan mata konsumen (pengunjung) saat berada di depan rak
display biasanya tertuju pada salah satu shelve (daun rak) yang berada
pada tingkat tertentu, basanya shelve yang tingginya antara pinggang dan
dada pengunjung, tak heran jika banyak peritel yang jeli menyiasatinya
dengan memajang barang-barang bermargin gemuk (high profi t) pada
shelve tersebut.
Display yang mengacu dengan logika-logika konsumen tidak hanya
melahirkan nilai tambah (kemudahan) yang dirasakan langsung oleh
konsumen atau pengunjung toko tetapi juga membantu para peritel dalam
hal pengaturan display secara keseluruhan, misal, dalam mensiasati display
produk-produk impulse agar lebih efektif.
Syarat display yang baik
Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan
aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting
lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik,
yaitu;
1. Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadi
mudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini
merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas
display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan
sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi
pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi
pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan
aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan
barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang
yang mahal, terutama yang fi sik ukurannya kecil biasanya di pajang
di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga
biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari
resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika
barang tersebut terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif,
para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti shelf talker,
standing poster, signage dan jenis-jenis point of purchase (POP)
materials yang lain.

2 komentar:

terapi lambung mengatakan...

terima kasih sdh berkunjung.

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah dapet juga info yang sangat menarik dari blog ini, ditambah lagi saya sedang butuh informasi seperti ini. terimakasih atas tulisan ini, sangat membantu. semoga blog ini semakin baik.aamiin.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes